Orang sukses biasanya mampu membangkitkan dirinya dari
keterpurukan. Tak hanya sekali, namun berkali-kali selama hidupnya. Dengan
demikian keberhasilan bisa diraih dari pengalaman yang telah diperoleh.
Pendekatan setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi kegagalan. Ada yang bisa
mengatasinya dalam waktu lama, cepat bahkan ada juga yang tidak bisa bangkit
sama sekali.
Tentunya Anda tidak ingin menjadi tipe orang yang terakhir
disebutkan, bukan? Para psikolog dan ahli sosial telah mengamati bagaimana
manusia bertindak dalam menghadapi kegagalan. Dilansir oleh situs Psychology
Today, ada beberapa pendekatan menghadapi kegagalan dan fakta-fakta menarik
seputar hal tersebut.
1. Menurunnya Produksi Hormon Serotonin
Saat Anda
dalam keadaan prima atau sukses, bekerja akan diliputi rasa senang dan
semangat, yang mana hal ini disebabkan oleh produksi hormon serotonin. Namun
saat mengalami kegagalan, hormon tersebut berkurang dan perasaan negatif akan
muncul dengan mudah. Para psikolog mengatakan bahwa perasaan negatif tersebut
biasanya akan datang bertubi-tubi dahulu sampai akhirnya mencapai titik
kulminasi dan kemudian kembali normal. Sebaiknya, hal ini tidak berlarut-larut
berlangsung. Mengalihkan diri dengan kegiatan positif dan membahagiakan akan
membantu menormalkannya.
2. Kurangnya Produksi Hormon Oksitosin
Jika poin
sebelumnya lebih menekankan pada diri sendiri, poin ini lebih ditekankan kepada
interaksi sosial. Saat bekerja dengan tim, ada perasaan antusias dan senang
yang disebabkan oleh meningginya produksi hormon oksitosin. Ketika hormon ini
berkurang, rasanya seperti tidak ingin diganggu oleh siapapun dan Anda butuh
'ruang' untuk diri sendiri. Semakin Anda menjauh dari sosialisasi, maka semakin
tinggi risiko Anda menemui kegagalan dan kebuntuan.
3. Humor
Mungkin
kegagalan yang Anda terima cukup serius dan mengganggu kestabilan mental Anda
sebagai pengusaha. Namun obat paling mujarab untuk bangkit perlahan adalah
dengan tidak menganggap segala sesuatunya dengan serius. Cukup ambil pelajaran
darinya dan tanggapi segalanya dengan humor. Terdengar sepele dan konyol, namun
humor akan membantu Anda melewati masa-masa sulit. Secara tidak langsung, orang
di sekitar Anda akan melihat karakter Anda yang positif dan memancing aura yang
positif pula ke diri Anda.
4. Persepsi Salah Tentang Kecerdasan
Orang yang
menganggap kecerdasan hanya diturunkan atau dibina sejak kecil cenderung
menerima kegagalan dalam hidupnya dan sulit untuk beradaptasi dalam setiap
keadaan. Jadilah orang yang penuh percaya diri, mau mendengarkan orang lain dan
terbuka dengan ide-ide baru. Kegagalan hanya mendekati mereka yang senantiasa
pesimis dan selalu menutup diri.
5. Tidak Terbiasa Gagal Berisiko gangguan Mental
Banyak
orangtua yang menilai kegagalan adalah sesuatu yang memalukan. Hal ini berisiko
meningkatkan gangguan mental pada anak tersebut seiring ia tumbuh besar.
Kegagalan adalah sebuah hal yang lumrah, karena dari situ kita bisa belajar.
Memberikan stress berlebih dalam kegagalan pada anak hanya akan membuat dirinya
semakin kecil dan sulit berkembang.
6. Jangan Menyalahkan Diri & Orang Lain
Dr. Neil
Farber mengidentifikasi adanya kecenderungan 'menyalahkan' dalam kegagalan. Di
tempat kerja, orang bisa saja takut mengambil risiko karena bila terjadi
kesalahan atau kegagalan, maka mereka akan disalahkan. Jangan pernah takut akan
hal ini karena perasaan tersebut hanya akan menghambat Anda untuk melangkah
kembali. Jangan pula menyalahkan orang lain, karena kegagalan memiliki banyak
faktor. Bisa-bisa Anda dijauhi karena menjadi orang yang menyebalkan.
7. Sakit
Sakit adalah
salah satu faktor yang membuat orang terpaksa berhenti beraktivitas. Faktor ini
bukan kuasa manusia dan seseorang tidak bisa berbuat apa-apa. Daripada terus-menerus
bersedih dan menyesal, mulailah dengan hal-hal baru yang bisa dilakukan.
Ubahlah gaya hidup sebelum terlambat dan pelajarilah hal-hal baru yang
sekiranya menjadi hobi.
8. Meminta Bantuan Orang Lain
Bukan bantuan
materi namun kepada dukungan moral. Bahaslah apa yang membuat Anda gagal dan
dengarkan opini mereka mengenal hal tersebut. Anda tidak pernah tahu dukungan
seperti apa yang akan dapatkan. Mulai dari meredakan rasa putus asa,
membangkitkan semangat hingga informasi yang bisa didapatkan.
9. Menulis Jurnal
Jamie
Pennebaker, psikolog dari University of Texas menjelaskan bahwa mencatat
kegiatan Anda bisa menunjukkan letak kegagalan Anda. Ia pun juga bisa membantu
Anda menghilangkan rasa kecewa dan stress yang berlangsung. Dengan menuliskan
jurnal pribadi, Anda juga bisa diingatkan kembali atas kesalahan apa saja yang
telah dilkukan di masa lalu dan belajar untuk tidak mengulangnya.
10. Mencari Hal baru
Jika Anda
tidak lagi bersemangat melakukan sesuatu, berhentilah. Penulis Lisa Mantefield
mengungkapkan bahwa manusia berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Hasrat
terhadap pekerjaan atau aktivitas pun seringkali berubah. Luangkan waktu untuk
memikirkan langkah Anda berikutnya dan pastikan Anda menyukai apa yang Anda
kerjakan meskipun penghasilannya tidak seberapa. Terkadang kebahagiaan dan rasa
nyaman membuahkan hasil kerja yang lebih maksimal.
0 komentar:
Posting Komentar